Nathalie Holscher Ungkap Luka Masih Tersisa Usai Bercerai dari Sule

Nathalie Holscher Ungkap Luka Masih Tersisa Usai Bercerai dari Sule

Silapmata.com – Perceraian bukan hanya tentang berpisahnya dua orang, tetapi juga tentang perjalanan batin yang panjang setelah keputusan itu di ambil. Begitu pula yang dirasakan Nathalie Holscher. Meski langkahnya kini terlihat mantap dan wajahnya kerap tersenyum di hadapan publik, ia akhirnya mengakui bahwa ada luka yang masih tertinggal di balik setiap usaha untuk bangkit. Dalam sebuah kesempatan, Nathalie membuka sedikit cerita tentang proses penyembuhan yang sampai sekarang masih ia jalani.

Kejujuran Nathalie ini langsung menyita perhatian banyak orang. Publik yang selama ini hanya melihatnya melalui potongan-potongan pemberitaan kini dapat melihat sisi manusiawi yang mungkin jarang tersorot. Nathalie tidak sedang mencari simpati, tetapi ia ingin menunjukkan bahwa perjalanan setelah perceraian bukan sekadar tentang melupakan, melainkan tentang berdamai perlahan, satu per satu.

 Perjuangan Emosional Pasca Perceraian

Di balik senyum yang sering ia tampilkan, Nathalie mengakui bahwa perceraiannya dengan Sule menyisakan ruang kosong yang tak mudah di isi. Ia menggambarkan perasaan itu seperti berdiri di antara dua dunia satu yang ingin ia tinggalkan dan satu lagi yang belum sepenuhnya siap ia masuki. Meski telah mencoba menata hidup dengan lebih teratur, Nathalie mengatakan bahwa ada kalanya ingatan masa lalu kembali menghampiri.

Setiap perjalanan emosional memiliki ritmenya sendiri, dan ritme Nathalie bukanlah pengecualian. Ia menyebut bahwa proses pulih bukan sesuatu yang linier. Ada hari-hari ketika ia merasa kuat dan bangkit, dan ada hari-hari ketika ia merasa runtuh tanpa alasan. Namun, setiap rasa itu ia terima sebagai bagian dari pemulihan.

Menemukan Kembali Diri Sendiri Setelah Semua Berubah

Setelah perceraian, Nathalie memutuskan untuk memulai perjalanan mengenal dirinya lebih dalam. Ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami hal-hal sederhana yang dulu mungkin terabaikan. Menurutnya, salah satu bagian tersulit dari perpisahan adalah menemukan kembali identitas diri yang sempat tenggelam dalam peran sebagai pasangan, ibu, dan figur publik.

Perlahan tapi pasti, Nathalie mulai membangun rutinitas yang memulihkan dirinya secara mental maupun emosional. Ia belajar menempatkan batasan, memilih lingkungan pertemanan yang mendukung, dan membuka hatinya terhadap hal-hal baru yang membuatnya lebih hidup. Nathalie menyadari bahwa proses ini tidak hanya membawanya kembali menjadi diri sendiri, tetapi juga membentuk dirinya yang baru.

Peran Anak dalam Memberi Kekuatan

Dalam pernyataannya, Nathalie juga tak memungkiri bahwa kehadiran anaknya menjadi alasan terbesar ia tetap kuat hingga hari ini. Ketika dunia terasa berat, senyum sang buah hati menjadi pengingat bahwa ia tidak boleh menyerah. Menurut Nathalie, cinta seorang ibu dapat menjadi obat paling ampuh untuk luka yang tak kasatmata.

Kekuatan ini bukan berarti ia tidak merasa lelah, tetapi setiap kali melihat anaknya tumbuh, Nathalie percaya bahwa ia sedang berada di jalur yang benar. Ia ingin menjadi ibu yang stabil secara emosional, dan hal itu memotivasinya untuk terus memperbaiki diri. Anak bukan hanya penerus hidupnya, tetapi juga cermin yang mengajarkan arti ketulusan dan keberanian.

Melangkah Maju dengan Hati yang Lebih Tenang

Meski perjalanan menuju kedamaian masih panjang, Nathalie kini mencoba berjalan dengan langkah yang lebih ringan. Ia belajar menerima masa lalu tanpa perlu menghapusnya, karena setiap pengalaman adalah bagian dari dirinya. Dengan cara itu, Nathalie bisa memandang masa depan dengan perspektif yang lebih luas dan hati yang lebih siap.

Nathalie ingin menunjukkan bahwa proses bangkit setelah perceraian bukan tentang cepat atau lambatnya seseorang pulih, tetapi tentang bagaimana ia tumbuh dari pengalaman itu. Ia kini fokus membangun karier, mengasuh anak, dan merawat kesehatan mentalnya. Dengan segala cobaan yang telah di lewati, Nathalie merasa babak barunya kini di mulai lebih jujur, lebih kuat, dan lebih damai.